Dewi Kunti dianugerahi ilmu sakti oleh seorang pendeta bernama Resi Durwasa karena telah menjamu pertapa itu dengan baik saat bertandang ke rumah ayahnya. Ilmu sakti itu bernama Adityaredhaya, mantra yang dapat memanggil dewa dan mendapat anugerah putra darinya.
Pada suatu pagi Kunti mencoba membaca mantra Adityahredaya sambil memandang matahari terbit. Akibatnya, Dewa Surya muncul dan siap menganugerahi Kunti seorang putra. Kunti yang ketakutan menjawab bahwa dirinya hanya ingin mencoba keampuhan Adityaredhaya. Ia menolak memiliki anak karena saat itu dirinya belum menikah.
Surya menyatakan dengan tegas bahwa Adityaredhaya bukanlah mainan. Surya kemudian bersabda, dan seketika itu pula Kunti mengandung. Namun berkat bantuan dewa matahari tersebut, dalam waktu singkat Kunti langsung melahirkan seorang putra. Demi menjaga nama baik negaranya, Kunti yang melahirkan anak sebelum menikah terpaksa membuang “putra Surya” di sungai dalam sebuah keranjang. Bayi itu kemudian terbawa arus dan ditemukan oleh seorang kusir kereta di Kerajaan Kuru. Putra Surya itu kemudian dikenal dengan nama Karna.
Sementara itu, Dewi Kunti yang menikah dengan Raja Pandu namun tidak dapat memberikan keturunan, menggunakan mantra Adityaredhaya kembali untuk mendatangkan Dewa Dharma (dewa keadilan), Dewa Bayu (dewa angin) dan Dewa Indra (dewa perang). Dari ketiga dewa itulah lahir Yudistira, Bima dan Arjuna. Istri kedua Raja Pandu bernama Dewi Madri melahirkan Nakula dan Sadewa yang merupakan anugerah dari Dewa Aswin (dewa kembar). Kelima putra Pandu anugerah dewa ini disebut dengan Pandawa.
Para Pandawa sangat dimusuhi oleh sepupunya para Kurawa (pemimpin Kerajaan Kuru), sehingga menimbulkan perang Baratayuda yang maha dahsyat di medan Kurusetra. Kurawa memiliki bala tentara yang lebih besar dari Pandawa, dan mereka juga memiliki Karna yang kekuatannya setara dengan kehebatan Arjuna.
Sebelum Karna sudah terikat erat dengan para Kurawa, Dewi Kunti sebenarnya sudah menyadari bahwa Karna adalah anak pertamanya. Namun ia tetap menyimpan rahasia itu, hingga akhirnya peperangan sudah di depan mata. Dewi Kunti pun mendatangi Karna, memberitaunya bahwa Kunti lah ibu Karna yang sebenarnya dan memintanya untuk tidak berperang melawan saudara-saudaranya sendiri. Namun Karna tidak bisa membatalkan janji begitu saja dengan para Kurawa dan juga dendamnya sejak lama terhadap Arjuna. Ia bersumpah kepada Dewi Kunti bahwa dalam perang Baratayuda kelak, ia tidak akan membunuh para Pandawa, kecuali Arjuna.
Begitulah hingga akhirnya Karna mati dibunuh Arjuna. Para dewa sangat bersedih atas perang saudara ini, dan menganggap bahwa hal ini tidak akan terjadi jika Dewi Kunti tidak merahasiakan Karna sebagai anak kandungnya. Sejak itu, para dewa pun mengutuk wanita-wanita di seluruh dunia agar tidak pandai menjaga rahasia.
(Mahabharata, Sebuah Roman Epik Pencerah Jiwa Manusia, oleh: C. Raja Gopalachari)