Skip to content

Meleleh

Hidup terasa sangat menyenangkan saat pulang kosan kegerahan di siang menjelang sore, lalu tiduran sambil minum jus strawberry dingin dan baca Chicken Soup for the Romantic Soul, maknyusss… meleleh di mulut, meleleh di hati! Ahahaha…

Tadi nemu cerita yang okeh:

Aku berdiri di pintu. Aku memperhatikan. Aku mendengarkan. Dan, aku tersenyum. Ia tidak tau bahwa aku ada di sana. Ia menggumam. Ia menyanyi. Ia mengutuk ukuran sekrup yang salah. Ia menyanyi lagi. Ia mengukur. Ia menumpahkan kotak paku. Ia mengutuk lagi. Ia tertawa geli. Dalam diam. Dengan penuh kasih. Ia sedang membangun sebuah ruangan. Kamar khusus untukku menulis.
Ia mengatakan, “Kau tidak lagi harus duduk di kursi yang keras tanpa sandaran, menulis di meja butut di ruang kerja kumuh dengan cahaya buram dan tanpa jendela…”
“Dan”, selaku, “Kau tidak lagi harus duduk di sofa butut itu dan menggangguku menulis.” Aku mengedipkan mata. Ia membalasnya.
Tidak lama kemudian aku sudah berada di kamar baru, siap untuk menulis. Aku mempunyai kursi yang benar, meja yang benar, pencahayaan yang benar, bahkan pengasah pensil yang benar. Aku sudah siap. Tetapi, ada sesuatu yang tidak beres. Aku tidak bisa menulis. Aku tidak bisa memulai. Ruangan ini sempurna dan benar, seperti impian.
Kemudian aku mengerti. Aku memungut kertas dan pena lalu pergi ke ruang kerja yang kumuh, yang bercahaya buram, dan duduk di kursi yang keras tanpa sandaran. Terheran-heran suamiku memandangiku dari sofanya. “Apa yang salah?”
“Aku tidak bisa menulis,” kataku.
Dengan serius ia bertanya. “Apa ada yang salah dari kamar barumu?”
“Ada,” jawabku, “Kau tidak ada di situ.”
Ia tersenyum lebar. Dan, aku mulai menulis. Dengan benar.

Makjang!!!

But my favorite story is still this one:

Suatu malam, si cowok menelepon dan meminta bertemu dengannya. Ia mendengar kegugupan pada suara si cowok, jadi ia meyakinkannya, “Aku mau sekali. Apa yang ingin kau lakukan?”
“Pergi menonton,” kata si cowok dengan penuh harap.
“Apa yang ingin kau tonton?” tanya si cewek.
Ketika mempertimbangkan berbagai pilihan, jawaban yang sebenarnya pun meluncur keluar, “Kau.”

Makjang!!!

Jadi inget minggu lalu seorang teman menceritakan soal 5 bahasa kasih (dari buku apaaaa gtu!). Ada 5 cara seseorang mengungkapkan bahasa kasih nya. (1) Ada yang sukanya dikasi kata2 dukungan, semangat atau pujian. (2) Ada yang pengennya melewatkan waktu bareng2. (3) Ada yang sukanya diberi hadiah. (4) Ada yang pengennya diberi pelayanan ummm…. kek dibantuin belajar, bawain buku ke kelas, dll. (5) Ada yang sukanya saling bersentuhan (ahahaha siapa juga yg ga maooo!). Semua hal di atas emang mestinya dilakukan sih, tapi setiap orang beda2…. dominannya ngobrol dengan bahasa kasih yang mana. Hayooo pahamilah bahasa kasih pasangan Anda, agar hubungannya semakin manis, auu auuuuu!

Leave a Reply

Your email address will not be published.