Apakah saat ini kamu sedang berjuang untuk sesuatu? Sudah berusaha dan berdoa semaksimal mungkin namun belum juga terwujud. Tidak tau lagi harus berbuat apa dengan cara bagaimana. Lelah dan ingin berhenti, tapi semakin merasa bersalah kalau tidak melakukan apa-apa. Sudah meminta dukungan orang terdekat, lalu apa? Mereka juga tidak bisa membantu apapun. Mau menanyakan saran dan pendapat orang lain tapi takut dan malu dihakimi sebagai orang yang kalah. Mau marah, sama siapa? Jadi diam saja. Dan beraktivitas seperti biasa tanpa semangat. Karena hidup masih berputar. Karena lingkungan sekitar terus berjalan, walaupun kegagalan demi kegagalan mendatangi. Kalau kata Keane, “everybody’s changing and I don’t feel the same.”
The good news is, you are not alone. Kita tidak sendiri. Banyak yang merasakan hal yang sama. Contohnya saja mas Kunto Aji, dan 20ribuan netijen yang nge-like official audio lagu Rehat di Youtube. Lagu yang bertempo lambat dan rendah ini berdurasi hampir 6 menit, dimana 3 menit terakhirnya tanpa lirik, cocok sebagai backsound untuk relax dan menangis merenungi pesan-pesan motivasi yang disampaikan di awal.
Yang dicari, hilang
Yang dikejar, lari
Yang ditunggu
Yang diharap
Biarkanlah semesta bekerja
Untukmu
Tenangkan hati
Semua ini bukan salahmu
Jangan berhenti
Yang kau takutkan takkan terjadi
Kita coba lagi
Untuk lain hari
Saya kira hanya liriknya yang spesial, ternyata musiknya juga khusus dibuat oleh mas Kunto di frekuensi 396 Hz (CNN Indonesia, 2018). Menurut penelitian, frekuensi ini dapat melepaskan pikiran negatif, termasuk rasa bersalah dan takut. Selain frekuensi 396, ada juga 5 frekuensi lainnya yang ditemukan sejak abad ke-11 dan yang disebut Solfeggio Healing Frequencies, yaitu nada frekuensi yang dapat menyembuhkan trauma dan menyehatkan mental (Mindvibrations). Berikut daftar dan kegunaannya.
Solfeggio Frequency Frequencies (Gaia):
396 Hz — Releases Fear (menghilangkan emosi negatif seperti rasa takut dan bersalah)
417 Hz — Eases and Initiates Change (melakukan perubahan dan membuka perspektif baru)
528 Hz — Healing and DNA Repair (memperbaiki DNA secara ajaib)
639 Hz — Heals Relationships (membangun hubungan yang harmonis)
741 Hz — Finding Creative Expression and Solutions (mencari kreatifitas dan menemukan solusi atas suatu masalah)
852 Hz — Spiritual Homecoming (kembali memahami jiwa secara rohani)
Tambahan satu dari saya ehehe:
Lost Frequencies — Concentrates on deep work (meningkatkan konsentrasi dan fokus dalam mengerjakan tugas)
Wah sepertinya saya butuh mendengar semuanya, terutama yang 396 Hz. Pantes langsung klop begitu dengar lagu Rehat tadi yang menimbulkan rasa tenang dan damai. Padahal saya bukan penikmat musik Indonesia yang muncul di tahun 2010 ke atas, sukanya lagu-lagu Indonesia lawas. Awalnya saya diperkenalkan dengan album baru nya Kunto Aji, yang berjudul Mantra Mantra, oleh Komunitas Ibu Muda Indonesia (KIMI). Setelah mendengar beberapa kali, akhirnya saya jatuh cinta dengan lagu Rehat dan Sulung yang ada di album itu, Kalau Rehat menyarankan untuk tenang dan coba berjuang lagi, Sulung menyuruh tenang dan merelakan karena mungkin hal yang selama ini kita perjuangkan itu memang bukan untuk kita.
Saya sendiri mengalaminya sendiri, dimana saya merasa capek mendaftar belasan program S2 luar negeri dan mencoba beasiswa ini itu, tapi tidak terwujud juga sampai pertengahan tahun 2018. Sebelumnya saya marah dan kecewa sama Allah, kenapa impian saya untuk sekolah lagi tidak dikabulkan juga, padahal saya sudah mati-matian berjuang bertahun-tahun. Setelah akhirnya saya jadi berangkat S2 ke Inggris tahun lalu, saya menyadari ternyata memang 2018 adalah waktu yang tepat dan Inggris adalah tempat yang tepat buat saya belajar. Karena di tahun 2018, tabungan yang saya kumpulkan sedikit demi sedikit sudah sanggup menutupi biaya saya dan anak tinggal setahun di Inggris. Di tahun 2018 juga anak saya sudah berumur 4 tahun. Di Inggris, anak 4 tahun ke atas sudah eligible untuk masuk sekolah umum gratis dari Senin sampai Jumat 6 jam sehari. Wow, anak TK di Jakarta/Bekasi biasanya cuma masuk 3 jam sehari dan tidak setiap hari. Artinya saya punya lebih banyak waktu untuk belajar sendiri saat anak bersekolah. Untungnya lagi kami ke Inggris di tahun 2018 adalah anak saya yang masih di bawah 5 tahun belum perlu bayar tiket transportasi umum seperti bus dan kereta, jadi anak saya kemana-mana gratis. Kesimpulannya, jangan menyerah, tetap berjuang keras, semua ada waktunya, biarkanlah semesta yang bekerja.
Saya rasa pelajaran itulah salah satu yang ingin dilatih oleh tim KIMI dengan memperkenalkan album Mantra Mantra. Nama programnya adalah Re-heart, sekilas terdengar mirip dengan Rehat ya, kreatif juga nih yang bikin. KIMI sendiri adalah wadah ibu-ibu muda untuk curhat dan menemukan jati diri. Banyak sekali wanita muda yang jadi stress dan bingung sama keadaan sekelilingnya, terutama setelah melahirkan (post partum depression) dan mulai menjaga anak. Padahal ibu yang bahagia itu sangat penting dalam keluarga untuk membesarkan anak yang bahagia. Menurut paper yang baru-baru ini saya baca, “Isolated, overwhelmed, and worried: Young first‐time mothers asking for information and support online”, para ibu muda tersebut cenderung mencari solusi dan dukungan atas emosi nya yang negatif dan tidak stabil dari komunitas-komunitas dan website online. Ya seperti KIMI ini.
Baik ibu-ibu muda maupun bukan, siapapun kamu yang sedang berjuang dan masih belum mendapatkan hasilnya (ya, termasuk saya sendiri): tenang, tarik napas, jangan overthinking, istirahat sebentar, lalu coba lagi. Mudah-mudahan yang diharapkan dan diperjuangkan akan tercapai di waktu dan tempat yang tepat.