Akhirnya tanggal 16 Desember, sehari sebelum ke Dieng (saat itu kami di Solo), kami memutuskan untuk menginap 2 malam di Dieng. Malam pertama di Homestay Cahaya Sikunir, karena keesokan subuh nya mau sok-sokan melihat sunrise di Bukit Sikunir, dan malam kedua di Homestay Serayu. Untuk homestay pertama, katanya perlu DP, tapi sampai hari H saya ke Dieng belum dikirimkan juga no rekening yang bisa ditransfer. Modal percaya saja deh ada kamar yang sudah disiapkan buat kami. Sedangkan untuk homestay kedua ga perlu DP sama sekali, nanti saja katanya langsung bayar pas datang. Tapi akhirnya kami tidak jadi menginap di homestay kedua ini, lihat ceritanya di post sebelumnya. Jadi yang bisa di-review disini hanya Homestay Cahaya Sikunir.
Saya tanya-tanya dan booking Homestay Cahaya Sikunir lewat WhatsApp dengan mas-mas di nomor hp berikut: 082220415415. Tapi saat saya tiba di homestay, dia lagi tidak ada disana dan sudah nitip ke temennya penjaga homestay yang namanya Mas Bejo 082220624111. Mas Bejo menunjukkan sisa 2 kamar yang kosong yang bisa saya pilih, satu di tingkat 1 dan satunya lagi di tingkat 2, yang keduanya menghadap Telaga Cebong. Tingkat 2 enak sih, dekat dengan ruang tengah yang ada TV, water dispenser dan balkon dengan pemandangan cantik. Tapi di bagian luar jendela kamarnya sedang ada renovasi jadi pemandangan danau nya agak ketutupan. Jadinya saya pilih yang di tingkat 1 saja, walaupun letak pintu kamarnya kurang bagus banget karena langsung ke garasi mobil, kalau ada mobil yang nyala jadi agak berisik, dan keluar pintu sebelah kiri langsung ada tangga menurun ke dapur di basement jadi mesti hati-hati dan anak kecil ga boleh keluar pintu sendiri. Enak sih kalau mau ke dapur ga jauh, peralatan di dapur juga buat masak-masak juga lengkap (ya saya ga masak-masak juga sih, di rumah sendiri aja males apalagi di rumah orang hehe). Harga kamarnya Rp 300,000 dan saya langsung kasih cash ke Mas Bejo.
Kamarnya sempit, ada 1 meja gantung, TV kecil di dinding, 1 double bed yang nempel ke dinding dan kamar mandi dengan air panas. Sederhana banget, tapi cukup. Kami diberikan 1 termos berisi air minum panas, tapi kalau mau ambil sendiri bisa juga di ruang tengah lantai 2. TV di kamar ternyata tidak dapat sinyal jadi tidak bisa nonton dari kamar. Setelah makan malam, Suami ngajak anak kami Nad ke lantai 2 buat nonton di atas bareng keluarga lain yang menginap disana, biar dia ga terlalu bosen di kamar. Ga terlalu lama, setelah itu kami semua tidur cepet karena kecapekan, bingung mau ngapain lagi dan besoknya mesti bangun sebelum subuh.
Inside the Room |
Balkon |
The lake view from our room |
Kesimpulannya, kalau mau penginapan yang view nya keren dan lokasinya secluded, emang homestay ini juaranya deh! 😊