Skip to content

Road Trip Jawa Tengah: Bandungan

Ini adalah lanjutan seri postingan mengenai road trip Saya dan keluarga ke Jawa Tengah akhir Desember lalu. Lihat cerita sebelumnya di Semarang disini.
Jadi, ada apa sih di Bandungan? Ada Tempat Rekreasi Umbul Sidomukti dan Kawasan Candi Gedung Songo. Dua tempat wisata yang Kami datangi ini letaknya di Bandungan, salah satu kecamatan di Kabupaten Semarang yang bersampingan dengan Kecamatan Ungaran. Letaknya di lereng Gunung Ungaran, jadi banyak yang bilang juga lokasinya di Ungaran.
Si Suami udah pernah ke Umbul Sidomukti sekitar 7 tahun yang lalu, di saat jalanan nya masih jelek, sempit dan mengerikan (kiri kanan jurang), katanya sih. Makanya dia agak was-was gitu pas diajakin kesini (kan Saya belum pernah). Ternyata jalanannya bagus tuh, dan ada alur nya dimana kendaraan yang naik dengan yang turun dibedakan jalannya sehingga tidak akan berpapasan. Wisata alam pegunungan ini terletak sekitar 30km (1 jam 15 menit berkendara) dari Kota Semarang dan berada di ketinggian 1200 mdpl, jadi wajib hukumnya bawa jaket. Di area ini ada fasilitas penginapan, restoran dan wahana-wahana seperti kolam renang (pasti dingin banget!), flying fox, berkuda, ATV, dan lain-lain. Biaya masuk nya sendiri murah hanya Rp.3000/mobil dan Rp.2000/orang, tapi itu tidak termasuk harga wahana-wahana nya. Kami hanya coba masuk ke Goa Tirta Mulya dan makan siang di restoran Pondok Kopi.
Pemandangan di ujung Goa Tirta Mulya
Biaya masuk Goa Tirta Mulya adalah Rp.5000/orang. Panjang goa nya hanya 100 meter tapi suasana di dalamnya gelap dengan sedikiiiit banget cahaya yang masuk, jadi mesti nyalain senter atau handphone. Tapi saat sampai di ujung nya, whoaaa pemandangan lembah dan gunung nya luar biasa bagus! Worth it deh jalan gelap-gelapan kesana (baliknya juga lewatin jalan yang sama tadi). Sehabis dari goa, Kami makan siang di Pondok Kopi sambil menikmati pemandangan gunung lagi yang cantik. Makanannya sih standard yah ayam bakar/goreng/kremes, nasi goreng dll, tapi pemandangan alam di sekitar kompleks ini refreshing banget! Jadi pengen nginep di penginapannya next time hehe.
Hangout di Pondok Kopi Umbul Sidomukti

Sempet ragu apakah sehabis itu jadi lanjut ke Candi Gedong Songo atau ga, karena cuaca sedang hujan. Tapi kemudian saat Kami berjalan keluar dari Umbul Sidomukti, hujan sudah berhenti dan akhirnya Kami memutuskan untuk meluncur juga ke komplek candi peninggalan budaya Hindu itu. Jalanan dari Umbul Sidomukti cukup bagus, dan jaraknya sekitar 12km (40 menit berkendara) ke Candi Gedong Songo. Area candi ini terletak di ketinggian 1200 mdpl, kurang lebih sama seperti Umbul Sidomukti, jadi suhunya lumayan dingin. Harga tiket masuk nya Rp.6000/orang. Songo artinya sembilan, karena katanya ada 9 buah Candi di kompleks ini, tapi yang tersisa cuma 5 Candi saja. Begitu masuk, kita bisa melihat langsung Candi I, yang tidak terlalu jauh dari pintu masuk. Namun untuk menuju kompleks Candi lainnya agak jauh dan menanjak. Buat yang tidak mau/bisa hiking jangan khawatir, ada transportasi kuda dan pawang nya yang siap mengantar kita berkeliling semua candi dengan biaya Rp.80,000-100,000/kuda, yang track nya berbeda dengan jalur pejalan kaki.

Kami menyewa 2 buah kuda, satu untuk Saya, dan satu untuk Suami dan N. Duduk sendirian di atas kuda saja Saya agak kesulitan dan deg-degan setengah mati, apalagi kalau sambil memeluk si N ya. Jadi si N biar bareng Suami saja. Pas baru naik kuda aja si N udah mulai nangis kencang dan berontak. Mana tiba-tiba hujan mulai turun lagi, kebetulan Kami bawa 1 payung besar, jadi tinggal menyewa 1 payung besar lagi. Bayangin Pak Suami gendong si N sambil megang payung dan kelana kuda sambil menjaga keseimbangan karena jalanan naik turun, licin dan berangin. Kalau jalanan naik, badan harus dibungkuk ke depan ke arah kepala kuda, sedangkan saat jalanan turun, badan harus dicondongkan ke belakang. Gawat kan kalau Saya yang gendong N, bisa tambah panik. Saya berdoa komat-kamit agar situasi ini cepat selesai, sempat merasa bersalah juga apakah Saya terlalu memaksakan kehendak traveling untuk melihat tempat-tempat yang bagus dengan menelantarkan kenyamanan anak. Untung nya tidak berapa lama sekitar 10 menit kemudian hujan mulai berhenti.
Pawang kuda biasanya akan menuntun kita ke arah Candi yang paling tinggi dulu dan pelan-pelan turun sampai kompleks Candi I. Setiba di tanah lapang di depan Candi V, pawang kuda berhenti dan mempersilahkan kami turun untuk melihat-lihat sendiri Candi Gedong IV dan V yang saling berseberangan, sedangkan mereka memparkir sang kuda. Di sini ada warung-warung buat yang mau beristirahat. Saya paling suka kompleks Candi IV karena letaknya persis di bawah lereng gunung, jadi pas difoto terlihat gunung nya di backgound. Trus karena baru hujan jadi ada kabut melewati Candi tersebut, duh misty abis. Ga cuma lereng, pemandangan lembah dan desa sekitarnya dari atas sana bagus banget. Ga sia-sia deh perjalanan 10 menit pertama yang deg-degan tadi.
Candi Gedong IV
Lanjut menaiki kuda ke arah Candi III, Kami melewati kawah belerang kecil yang masih aktif dan dijadikan sumber pemandian air panas disana. Saya turun sebentar dari kuda untuk melihat dan mengambil foto, sedangkan Suami ke toilet. Dari situ, Kami lanjut perjalanan turun ke arah Candi III dan Candi II. Udah males turun naik kuda, jadi Saya mintain pawang kuda nya motoin Kami saja di atas kuda dengan background candi-candi itu hehe. Sampai akhirnya Kami tiba di bawah lagi tempat awal naik kuda tadi. Kami turun dan berjalan kaki melihat-lihat Candi I yang memang dekat banget dari situ dan sekalian menuju pintu keluar. Katanya sih Candi ini masih digunakan sebagai tempat ibadah umat Hindu terutama Candi I dan II.

Berkuda di depan Candi Gedong III
Itu dia pengalaman Kami seharian di Bandungan, sebelum melanjutkan perjalanan ke Solo. Seger banget deh hari itu melihat pemandangan gunung, lembah dan hutan yang hijau-hijau, jauh dari hiruk pikuk kota besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published.